Search

Content

Friday, January 11, 2013

Puisi (Struktur Fisik, Batin, Puisi Modern/Bebas)


gambar dari SINI

Puisi merupakan karya sastra yang dipakai oleh penulisnya atau penyair untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.

Menurut Marjorie Boulton, puisi mempunyai dua struktur, yaitu struktur lahir atau struktur fisik dan struktur batin.

A. Struktur Lahir atau Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi terdiri atas:
1. Diksi (pilihan kata)
Untuk menyatakan perasaan dalam puisi, penulis dapat melambangkan suatu kata dengan kata lain yang memiliki makna sama atau mirip dengan hal yang dimaksud. Contohnya, untuk menyatakan kesedihan, dapat digunakan kata ‘gelap’, ‘mendung’, ‘muram’.

2. Majas (gaya bahasa)
Majas atau gaya bahasa mempunyai pengaruh kuat dalam menghasilkan imajinasi tambahan dalam puisi. Contohnya untuk memberi kesan hidup, penulis dapat menggunakan majas personifikasi.
Contoh:
Di beranda ini angin tak kedengaran lagi
Langit terlepas, ruang menunggu malam hari
Kau berkata: pergilah sebelum malam tiba
Kudengar angin berdesah ke arah kita
(Goenawan Mohamad, “Di Beranda Angin Tak Kedengaran Lagi”)

3. Irama
Irama adalah keteraturan bunyi yang terdapat dalam puisi. Irama dibentuk oleh pergantian tekanan panjang pendek, kuat lemah, dan tinggi rendahnya bunyi.

4. Rima
Rima merupakan persamaan bunyi akhir tiap-tiap baris puisi untuk membentuk musikalisasi puisi. Rima juga digunakan untuk menambah keindahan puisi.


Ragam rima ada tiga macam, yakni:
1) Rima menurut bunyinya, terdiri atas:
a. Rima sempurna, yakni apabila seluruh suku kata akhir sama bunyinya (yang berbeda adalah huruf depannya)
Contoh: luka-suka, lelah-telah
b. Rima tidak sempurna, yakni apabila hanya bunyinya saja yang sama.
Contoh: beri-beli
c. Asonansi, yakni perulangan bunyi vokal dalam satu suku kata yang terletak di akhir sebuah kata.
Contoh: tabu-ragu, diri-semi
d. Aliterasi, yakni persamaan bunyi konsonan pada setiap awal kata
Contoh: sunyi sepi sendiri
e. Disonansi, yakni apabila konsonan-konsonan yang membentuk kata itu sama, namun vokalnya berbeda atau memiliki kombinasi vokal sehingga memberi kesan bertentangan.
Contoh: giling-gulung, jinjing-junjung
f. Rima mutlak, yakni apabila seluruh bunyi kata tersebut sama
Contoh: Ingin kamu, mau kamu, hanya kamu, tentu kamu
g. Rima terbuka, yakni apabila suku kata di akhir baris itu sama
Contoh: sendiri-mencari
h. Rima tertutup, yakni apabila berakhir dengan konsonan yang sama
Contoh: melayang-sayang

2) Rima menurut letaknya dalam baris puisi, terdiri atas:
a. Rima depan, yaitu apabila kata pada awal baris itu sama
b. Rima tengah, yaitu apabila perulangan kata terletak pada tengah baris
c. Rima akhir, yaitu apabila perulangan kata terletak pada akhir baris
d. Rima tegak, yaitu apabila kata pada akhir baris sama dengan kata pada awal baris berikutnya
e. Rima datar, yaitu apabila perulangan bunyi terdapat dalam satu baris

3) Rima menurut letaknya dalam bait puisi, terdiri atas:
a. Rima silang (a b a b), yaitu apabila baris pertama berirama dengan baris ketiga, dan baris kedua berirama dengan baris keempat.
b. Rima berpeluk (a b b a), yaitu bila baris pertama berirama dengan baris keempat, dan baris kedua berirama dengan baris ketiga.
c. Rima rangkai (a a a a), yaitu bila seluruh akhir baris memiliki rima yang sama.
d. Rima kembar, yaitu bila baris pertama berirama dengan baris kedua dan baris ketiga berirama dengan baris keempat (berpasangan)
e. Rima patah, yaitu apabila salah satu baris tidak memiliki rima yang sama dengan baris-baris yang lainnya.

5. Tipografi atau bentuk puisi (tata perwajahan puisi)
Tipografi tersebut merupakan pembeda dari bentuk karya sastra lain. Baris-baris pada puisi tidak dibentuk menjadi paragraf, tertapi dibentuk menjadi bait-bait.


B. Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi terdiri atas:
1. Tema
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan penulis atau penyair melalui puisinya. Tema puisi umumnya mengungkapkan persoalan manusia, seperti cinta kasih, ketakutan, kebahagiaan, kedukaan, kesengsaraan hidup, keadilan, kebenaran, dan sebagainya.

2. Nada
Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada berkaitan dengan suasana, karena nada puisi dapat menimbulkan suasana terhadap pembacanya. Misalnya, nada riang diciptakan penyair untuk menimbulkan suasana suka atau gembira bagi pembacanya.

3. Perasaan
Perasaan adalah sikap penyair terhadap objek yang ada dalam puisinya.

4. Citraan
Citraan adalah gambaran indrawi ataupun gambaran sesuatu yang konkret tentang hal yang ingin disampaikan dalam puisi.
Citraan terdiri atas:
a. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indra penglihatan
Contoh: merah, tampan, cemberut
b. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indra pendengaran
Contoh: merdu, berisik
c. Citraan penciuman, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indra penciuman
Contoh: harum, bau semerbak
d. Citraan pengecap, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indra pengecap (lidah)
Contoh: manis, asam, asin
e. Citraan perabaan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indra peraba (kulit)
Contoh: halus, kasar
f. Citraan gerak, yaitu citraan yang menggambarkan sesuatu yang sedang bergerak
Contoh: berjalan, merangkak
g. Citraan perasaan, yaitu citraan yang menggambarkan sesuatu yang dirasakan
Contoh: sedih, senang, bahagia

5. Amanat
Amanat merupakan pesan yang hendak disampaikan penyair. Amanat dapat diketahui setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi yang kita baca.

6. Makna
Makna dalam puisi berkaitan dengan kata-kata konotatif yang digunakan dalam puisi sehingga memerlukan perhatian tertentu.
Contoh:
Dengan bermandi airmata
Kuminta ampunan-Mu
Alangkah jauh jalan yang harus kutempuh
Sebelum sempat di hadirat-Mu
Bersimpuh
Jalur-jalur masa lalu
Menjadi cermin masa kini
Alangkah banyaknya bisa
Untuk mengecap setitik madu.
(Sajak-sajak Anak Matahari, Ajip Rosidi)

Kata ‘bermandi airmata’ pada puisi di atas sepertinya sama dengan menangis, padahal kedua kata itu berbeda sama sekali. Bermandi airmata terasa lebih kuat daripada menangis, dan kata itu juga lebih dapat menimbulkan gambaran yang lebih nyata dan konkrit.

Puisi Bebas
Puisi bebas dapat pula disebut sebagai puisi modern. Puisi bebas atau modern ini merupakan puisi yang mengutamakan makna atau isi daripada struktur atau bentuk puisi. Oleh sebab itu, rima pada puisi bebas tidak sama pada tiap barisnya (rima a-b-c-d).  Puisi bebas ini dapat pula diinspirasi oleh benda-benda yang ada, misalnya pohon. Untuk menggambarkan meja, dapat dibentuk puisi berbentuk pohon.

Dalam puisi bebas, penyair seakan terbebas dari aturan-aturan yang umumnya ada di dalam sebuah puisi. Periode puisi ini dimulai sejak tahun 1970-an hingga saat ini.

Contoh puisi bebas:
1. Teka-teki
Saya ada dalam puisi
Saya ada dalam cerpen
Saya ada dalam novel
Saya ada dalam roman
Saya ada dalam kritik
Saya ada dalam W.C.
Siapa saya?
Jawab h.b. jassin

(Sumber Puisi : Mahwan, Aktuil, no. 192, 1975)
Protected by Copyscape Unique Content Check




Theme images by nicolecioe. Powered by Blogger.
Dear lovely readers, I am so sorry that you can not copy and then paste what I posted in this blog. I hope you understand about it, for all the hard work I put in writing those postings. But if you really need some contents of what I've posted, you can contact me then via 'Contact Me' 's menu. Thank you for your sincere understanding. Happy reading and learning! :)