Search

Content

Friday, January 11, 2013

Hikayat



 

 sumber gambar dari SINI

Hikayat merupakan salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Hikayat umumnya mengisahkan tentang kepahlawanan maupun kehebatan seseorang lengkap dengan keunikan, keanehan, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama. Hikayat ini merupakan cerita pelipur lara yang belum tentu dapat diterima akal, tetapi memiliki pesan dan amanat bagi pembacanya.

Ciri-Ciri Hikayat :
1. Istana sentris : menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana atau kerajaan
2. Bersifat didaktis : didaktis moral maupun didaktis religius (mendidik)
3. Nama-nama tokoh dipengaruhi oleh nama-nama Arab
4. Ditemukan tokoh dengan karakter di luar batas kewajaran karakter manusia pada umumnya
5. Tidak ada pembagian bab atau judul
6. Anonim : pengarangnya tidak dikenal
7. Magis : pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah
8. Banyak menggunakan kosakata yang kini tidak lazim dalam komunikasi sehari-hari
9. Menggunakan bahasa klise : menggunakan kata-kata yang diulang-ulang
10. Peristiwa seringkali tidak logiss
11. Sulit memahami jalan ceritanya
12. Bersifat statis : tetap, tidak banyak perubahan
13. Bersifat tradisional : meneruskan budaya atau tradisi atau kebiasaan yang dianggap baik
14. Menceritakan kisah universal manusia : peperangan antara yang baik dan yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik

Jenis-Jenis Hikayat :
a. Berdasar Isi
1) Jenis rekaan, contoh : Hikayat Malin Dewa
2) Jenis sejarah, contoh : Hikayat Hang Tuah, Hikayat Raja-Raja Pasai
3) Jenis biografi, contoh : Hikayat Abdullah, Hikayat Sultan Ibrahim bin Adam

b. Berdasar Asal Historis
1) Melayu Asli, contoh : Hikayat Si Miskin, Hikayat Indera Bangsawan
2) Pengaruh Jawa, contoh : Hikayat Panji Semirang, Hikayat Cekel Weneng Pati
3) Pengaruh Hindu (India), contoh : Hikayat Sri Rama, Hikayat Sang Boma
4) Pengaruh Arab-Persia, contoh : Hikayat Seribu Satu Malam, Hikayat Bachtiar


Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Hikayat
Unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, yakni :
A. Unsur Intrinsik
Adalah unsur-unsur yang terdapat di dalam karya sastra itu sendiri yang membangun karya itu dari dalam, dan ikut menentukan kualitas suatu karya sastra (seperti: cerita).
Unsur intrinsik cerita terdiri atas:
1. Tema
Adalah ide dasar suatu cerita atau pokok pembicaraan yang akan disampaikan dalam cerita. Tema merupakan titik tolak bagi pengarang untuk menulis sebuah cerita.
Tema terbagi atas dua, yakni tema mayor (tema utama), serta tema minor (tema tambahan atau tema pendukung dari tema utama).

2. Alur atau plot
Adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita yang disusun secara logis.
Menurut sifatnya, alur dapat dibagi menjadi:
a) Alur longgar
Disebut alur longgar apabila sebagian alur ditinggalkan, keutuhan cerita tidak terganggu.
b) Alur ketat
Disebut alur ketat apabila sebagian alur ditinggalkan, keutuhan cerita menjadi terganggu.
                                            
Menurut susunan pengisahannya, alur dibedakan menjadi:
a) Alur maju atau progresif
Adalah alur yang jalinan peristiwanya mulai dari awal hingga akhir cerita berjalan teratur atau runtut.
b) Alur mundur atau regresif
Adalah alur yang menceritakan peristiwa masa lampau. Alur ini kerap disamakan dengan alur flash black yang menempatkan akhir cerita di awal cerita, kemudian kembali ke masa lampau.
c) Alur campuran
Adalah alur yang menceritakan peristiwa masa kini hingga masa depan, namun juga memuat peristiwa masa lampau.
d) Alur klimaks
Adalah alur yang susunan peristiwanya menanjak, berangkat dari peristiwa biasa, lalu semakin meningkat hingga menjadi suatu peristiwa penting.
e) Alur antiklimaks
Adalah alur yang susunan peristiwanya cenderung menurun, mulai dari puncak konflik lalu menurun menuju peleraian masalah.
f) Alur kronologis
Adalah alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai dengan urutan waktu.

Adapun urutan alur, yakni:
1) Awal (Exposition) : Pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya;
2) Tikaian (Inciting Force/ Ricing Action) : Mulai terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
3) Gawatan/rumitan (Crisis) : Konflik tokoh-tokoh semakin seru;
4) Puncak (Climax) : Konflik paling memanas atau puncak konflik di antara tokoh-tokohnya;
5) Leraian (Falling Action) : Saat peristiwa atau konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap;
6) Akhir (Conclusion) : Seluruh peristiwa atau konflik selesai.
Bagian akhir terbagi atas tiga macam, yakni:
- Akhir cerita membahagiakan (denaument)
- Akhir cerita menyedihkan (catastroph)
- Akhir cerita bersifat terbuka (solution), pembaca dapat berimajinasi sendiri.

3. Amanat
Adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita.

4. Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam cerita.
Berdasarkan jenisnya, ada dua macam tokoh:
a. Tokoh utama atau tokoh sentral
Tokoh utama adalah tokoh yang membawakan tema, dan memegang banyak peranan dalam cerita.
b. Tokoh tambahan atau tokoh pembantu
Tokoh tambahan adalah tokoh yang mendampingi karakter utama, dan tidak digambarkan secara detail oleh pengarang.

Berdasarkan perannya, ada dua macam tokoh:
a. Protagonis : tokoh yang mengangkat tema.
b. Antagonis : tokoh yang memberi konflik pada tema dan biasanya berlawanan dengan karakter protagonis. (tokoh antagonis belum tentu jahat).
c. Tritagonis : tokoh yang muncul di antara tokoh protagonis dan antagonis.

Berdasarkan perubahannya, ada dua macam tokoh:
a. Tokoh statis : tokoh yang tidak mengalami perubahan kepribadian dari awal sampai akhir cerita.
b. Tokoh dinamis : tokoh yang mengalami perubahan kepribadian. Tokoh ini umumnya dibuat semirip mungkin dengan manusia sesungguhnya, terdiri atas sifat dan kepribadian yang kompleks.

5. Perwatakan dan Penokohan
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh di dalam cerita.
Perwatakan adalah karakterisasi atau sikap tokoh yang memengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku tokoh dalam cerita.
Pengarang menggambarkan watak tokoh melalui:
a) Penjelasan langsung dari pengarang (tertulis);
b) Dialog antartokoh;
c) Tanggapan atau reaksi dari tokoh lain terhadap tokoh lainnya;
d) Pikiran-pikiran tokoh;
e) Bentuk fisik;
f) Lingkungan di sekitar tokoh atau penampilan tokoh;
g) Tingkah laku, tindakan tokoh, atau reaksi tokoh terhadap suatu masalah.

6) Latar
Latar adalah unsur dalam cerita yang menunjukkan di mana, bagaimana, dan kapan peristiwa dalam suatu cerita itu berlangsung. Latar berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana pada cerita.
Macam latar, yakni:
a) Latar tempat atau latar geografis : latar yang berkaitan dengan tempat kejadian di dalam cerita;
b) Latar waktu adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah historis;
c) Latar suasana atau latar sosial adalah latar yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat.

7) Sudut pandang
Sudut pandang merupakan posisi pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam cerita.
Macam sudut pandang, yakni:
a) Sudut pandang orang pertama pelaku utama
Apabila dalam cerita itu tokoh utamanya adalah pengarang itu sendiri, yang secara langsung terlibat dalam cerita. Sudut pandang ini menggunakan sebutan ‘aku’ atau ‘saya’ sebagai tokoh utama.
b) Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan
Adalah sudut pandang yang menampilkan ‘aku’ hanya sebagai tokoh tambahan, yang mengantarkan tokoh lainnya yang lebih penting.
c) Sudut pandang orang kedua
Adalah sudut pandang yang berpedoman pada kata ‘kamu’ atau ‘Anda’. Teknik ini jarang dipakai karena memaksa pembaca untuk mampu berperan banyak dalam cerita.
d) Sudut pandang orang ketiga pelaku utama
Adalah sudut pandang yang menceritakan orang ketiga sebagai tokoh utamanya. Sudut pandang ini menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti ‘dia’, ‘ia’, atau pun nama tokoh untuk menyebut tokohnya.
e) Sudut pandang orang ketiga serbatahu
Adalah sudut pandang di mana pengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan pembacanya.
f) Sudut pandang orang ketiga terbatas
Adalah sudut pandang di mana tokoh ‘dia’, ‘ia’, tidak banyak berperan dalam cerita, dan tidak banyak mengetahui karakter tokoh lain.
                                       
8) Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa. Gaya bahasa dapat berupa majas-majas (jika ada) dalam sebuah cerita.

B. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur karya sastra (seperti: cerita) yang mendukung dari luar sebuah karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik berupa segala sesuatu yang menginspirasi penulis karya sastra dan memengaruhi karya sastra tersebut. Dalam hikayat, pengarang tidak diketahui jelas. Oleh sebab itu, unsur ekstrinsiknya hanya berupa nilai-nilai karya sastra, seperti nilai moral, nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, nilai estetika, nilai etika, nilai pendidikan, dsb.
Protected by Copyscape Unique Content Check




Theme images by nicolecioe. Powered by Blogger.
Dear lovely readers, I am so sorry that you can not copy and then paste what I posted in this blog. I hope you understand about it, for all the hard work I put in writing those postings. But if you really need some contents of what I've posted, you can contact me then via 'Contact Me' 's menu. Thank you for your sincere understanding. Happy reading and learning! :)