gambar dari SINI
Berdasarkan
kesesuaian dengan kaidah kebahasaan, kalimat dapat dibedakan
menjadi:
1. Kalimat
efektif
Adalah kalimat yang tata bahasa dan maknanya sesuai
dengan ejaan yang baku (EYD). Selain itu, kalimat efektif juga berisikan
gagasan penulis secara jelas, singkat, dan tepat.
Jelas berarti mudah dipahami oleh pembaca atau
pendengar.
Singkat berarti hemat dalam pemakaian atau pemilihan
kata-kata.
Tepat berarti sesuai dengan kaidah bahasa yang
berlaku.
Contoh:
Raden membeli jambu, pisang, dan alpukat.
2. Kalimat tidak
efektif
Adalah kalimat yang tata bahasa dan maknanya tidak
sesuai dengan EYD, tidak jelas, tidak singkat, dan tidak tepat.
Penyebab
ketidakefektifan suatu kalimat, yakni:
a. Kontaminasi
atau kerancuan
Contoh:
Tolong jendela itu dipertinggikan!
b. Pleonasme
(berlebihan, tumpang tindih)
Contoh:
Para alumni-alumni
akan hadir.
c. Ambigu (makna
ganda)
Contoh:
Penjahit pakaian
wanita
d. Salah logika
Contoh:
Saya suka
bersin jika flu.
e. Tidak
memiliki subjek
Contoh:
Untuk itu datang
tepat waktu.
f. Mubazir
preposisi
Contoh:
Bukuku terbawa di
dia.
g.
Ketidaktepatan bentuk kata
Contoh:
Banyak pihak yang meminta pertanggung jawabnya.
h.
Ketidaktepatan makna
Contoh:
Aku sedih karena dia acuh kepadaku hari ini.
Makna kata ‘acuh’ seharusnya ‘peduli’, tetapi dalam
kalimat tersebut kata ‘acuh’ digunakan untuk menggambarkan hal yang sebaliknya
(cuek).
Seharusnya -> Aku sedih karena dia tidak acuh
kepadaku hari ini.
i. Pengaruh
bahasa daerah
Contoh:
Rumahku besar sendiri di desa.
Besar sendiri -> gede dewe.
Seharusnya kalimat yang benar adalah:
Rumahku paling besar di desa.
j. Pengaruh
bahasa asing
Contoh:
Tempat di mana saya lahir sudah lama tidak saya
kunjungi.
Terpengaruh oleh ‘where’ sebagai konjungtor dalam
bahasa Inggris. Seharusnya kalimat yang benar adalah:
Tempat kelahiran saya sudah lama tidak
saya kunjungi.