Majas merupakan gaya bahasa, yaitu pengungkapan pikiran
atau perasaan melalui pilihan kata tertentu. Majas terbagi atas majas
perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran.
A. MAJAS PERBANDINGAN
1. Metafora
Yakni majas yang membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain secara
tepat dan langsung atas dasar persamaan sifat.
Contoh :
Dewi malam telah keluar dari balik bulan. (dewi malam= bulan)
2. Personifikasi
Yakni majas yang menjadi benda mati seperti dimanusiakan sehingga benda
tersebut terkesan dapat melakukan aktivitas yang dilakukan manusia.
Contoh :
Angin berbisik lirih.
Daun-daun bernyanyi dengan riang.
3. Alegori
Yakni majas yang dipakai sebagai lambang perikehidupan manusia yang sebenarnya
untuk mendidik moral.
Contoh :
Perjuangan meraih kesuksesan ibarat perjalanan mendaki gunung. Prosesnya
memang melelahkan, tapi begitu mencapai puncak, kepuasannya tiada tara.
4. Hiperbola
Yakni majas yang menyangatkan atau melebih-lebihkan sesuatu.
Contoh : Suaranya memecahkan gendang telingaku.
5. Asosiasi
Yakni majas yang membandingkan sesuatu dengan memakai kata-kata pembanding
berdasarkan persamaan sifat.
Contoh :
Wajahnya pucat bagai bulan kesiangan.
Keduanya sangat miring seperti pinang dibelah dua.
6. Litotes
Yakni majas yang melukiskan sesuatu dengan tujuan merendahkan hati.
Contoh:
Mampirlah ke gubuk kami! (Padahal rumah besar)
7. Metonimia
Yakni majas yang menggunakan merek dagang atau nama barang untuk
menggantikan benda yang dimaksud.
Contoh:
Ayah membawa Kijang dengan sangat hati-hati.
8. Sinekdoke
a) Totem proparte, yakni
majas yang menyebutkan keseluruhan untuk menunjukkan sebagian.
Contoh:
Barcelona memenangkan pertandingan itu. (yang dimaksud adalah tim sepak
bola Barcelona, bukan semua penduduk kota Barcelona)
b) Pars prototo, yakni
majas yang menyebutkan sebagian untuk menunjukkan keseluruhan.
Contoh :
Sudah lama Wendy tidak kelihatan batang hidungnya. (yang dimaksud adalah
orangnya secara keseluruhan, bukan hanya hidungnya)
9. Simbolik
Yakni majas yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan benda-benda lain
sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
Sejak usia 18 tahun ia sudah menjadi lintah darat. (lambang pemeras,
rentenir)
10. Perifrasis
Yakni majas yang melukiskan sesuatu dengan menguraikan satu kata ke dalam
beberapa kata yang mempunyai kesamaan arti.
Contoh:
Saat matahari mulai condong ke barat, mereka telah tiba di sebuah tempat
wisata. (sore atau senja)
11. Alusio
Yakni majas yang membandingkan dengan menggunakan ungkapan peribahasa atau
kata-kata yang artinya sudah diketahui umum.
Contoh:
Dia memang gemar lempar batu sembunyi tangan
Setelah terkenal ia seakan kacang lupa kulitnya.
12. Tropen
Yakni majas yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan suatu perbuatan
dengan kata-kata lain yang sejajar maknanya.
Contoh :
Ia menjual suaranya di sebuah kafe terkenal di Jakarta.
13. Antonomasia
Yakni majas yang membandingkan dengan menyebut ciri atau sifat yang paling
menonjol dari seseorang.
Contoh:
Si jangkung mulai mengeluh tentang berat badannya yang makin menurun.
14. Perumpamaan (Simile)
Yakni majas perbandingan dua hal yang hakikatnya berbeda, tetapi sengaja
dianggap sama.
Contoh:
Matanya berkilau bagai bintang
B. MAJAS
PERTENTANGAN
1. Antitesis
Yakni majas yang melukiskan sesuatu dengan kata-kata yang
berlawanan arti, namun hanya satu hal yang diperlawankan (objek perlawanannya)
Contoh:
Hidup dan mati seseorang hanyalah Tuhan yang
mengetahuinya.
2. Paradoks
Yakni majas yang melukiskan sesuatu dengan kata-kata yang
berlawanan arti, namun bukan untuk mempertentangkan, sebab objek yang
diperlawankan itu berbeda.
Contoh:
Hatinya dingin mendengar berita menyenangkan di siang
yang panas itu.
3. Kontradiksio
interminis
Yakni majas yang memperlihatkan pertentangan dengan penjelasan
keseluruhan.
Contoh :
Semuanya sudah hadir, kecuali Ridwan karena sedang sakit.
4. Okupasi
Yakni majas yang melukiskan suatu hal dengan memberi
sanggahan, yang kemudian diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh:
Merokok itu tidak baik, tetapi pelakunya mungkin sulit
untuk menghentikannya.
C. MAJAS PENEGASAN
1. Pleonasme
Yakni majas penegasan yang menggunakan kata yang maknanya
telah terkandung dalam kata lain sehingga sebenarnya kata itu tidak diperlukan.
Contoh:
Silakan maju ke depan. (maju=ke depan)
2. Repetisi
Yakni majas berupa pengulangan kata-kata sebagai
penegasan.
Contoh:
Selamat tinggal cintaku, selamat tinggal kekasihku,
selamat tinggal belahan jiwaku.
3. Paralelisme
(seperti repetisi, tapi dalam puisi)
a. Anafora : bila kata / frasa yang diulang terletak di awal baris.
Contoh :
Aku mencintaimu seperti api
Aku mencintaimu seperti matahari
Aku mencintaimu seperti panas api dan matahari
b. Epifora : bila kata / frasa yang diulang terletak di akhir baris.
Contoh:
Walau kau memberiku seribu rumah, aku tetap bilang tidak
Ketika kau berusaha memanahku dengan cinta, aku tetap
bilang tidak
Saat cincin berusaha kau untai di jariku, aku tetap
bilang tidak
4. Klimaks
Yakni majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut
dengan kata-kata yang makin lama makin memuncak pengertiannya.
Contoh:
Sejak menebar benih, menyiangi, menjaga, hingga memanen
mereka lakukan bersama-sama.
5. Tautologi
Yakni majas yang mengaskan arti dengan menggunakan
kata-kata yang sama maknanya untuk melukiskan suatu hal.
Contoh:
Aku terpana dan tertegun melihatnya memakai jas ungu itu.
6. Antiklimaks
Yakni majas yang menyatakan beberap hal berturut-turut
dengan kata-kata yang makin lama makin menurun pengertiannya.
Contoh:
Jangan seratus ribu, sepuluh ribu pun ia tak punya saat
ini.
7. Eksklamasio
Yakni majas yang memakai kata seru untuk menegaskan.
Contoh:
Wow, hebat benar pemuda itu!
8. Retorik
Yakni majas yang menggunakan kalimat tanya yang
sebenarnya tidak membutuhkan jawaban, karena jawabannya telah jelas.
Contoh:
Mana mungkin pohon durian berbuah semangka?
9. Asidenton
Yakni majas yang menegaskan suatu hal dengan menyebutkan
beberapa benda, keadaan atau hal secara berturut-turut tanpa menggunakan kata
penghubung.
Contoh:
Baju, rok,sandalnya selalu ditata dengan rapi.
10. Polisidenton
Yakni majas yang menyatakan beberapa benda, orang,
keadaan atau hal secara berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Dia sudah minum, tetapi tetap saja dipaksa minum,
akibatnya perutnya kembung.
D. MAJAS SINDIRAN
1. Sinisme
Yakni majas sindiran dengan menggunakan kata-kata
sebaliknya seperti ironi, tetapi lebih kasar.
Contoh :
Oh, inikah yang dinamakan baju?
2. Ironi
Yakni majas yang melukiskan suatu hal dengan menyatakan
sebaliknya dari kenyataan dengan maksud untuk menyindir orang.
Contoh:
Harum benar tubuhmu! (menyindir orang bahwa bau badannya kurang harum)
3. Melosis
Yakni majas sindiran yang mengandung pernyataan merendah
dengan tujuan menekankan hal yang dimaksud agar lebih memberikan kesan dan
bersifat ironis.
Contoh:
Tampaknya orang kecamatan tersebut memerlukan orang
sepandai Saudara Aldi.
(untuk menyampaikan maksud memutasi Aldi ke kecamatan
lain)
4. Inuendo
Yakni majas yang menyindir dengan mengecilkan maksud yang
sebenarnya.
Contoh:
Bisnisnya selalu berhasil karena sedikit menipu.
5. Satire
Yakni majas sindiran yang berbentuk penolakan dan
mengandung kritikan dengan maksud agar sesuatu yang salah itu dicari
kebenarannya.
Contoh:
Sepintas lalu perempuan itu memang seperti penipu, tetapi
kita jangan terburu-buru menuduhnya seperti itu. Kita harus menyelidikinya
lebih lanjut.
6. Sarkasme
Yakni majas sindiran yang sangat kasar dan paling kasar
serta langsung mengenai perasaan orang lain.
Contoh:
Dasar kau manusia kardus!
7. Antifrasis
Yakni majas sindiran yang menggunakan kata-kata yang
bermakna kebalikannya dan bernada ironis.
Contoh:
Kau memang orang paling dermawan.
(untuk menyindir orang yang sangat kikir)