Search

Content

Monday, December 31, 2012

Belajar Mengenal dan Memahami Jenis Kalimat



 
 gambar dari SINI

Berikut ini merupakan jenis-jenis kalimat:



A. Berdasarkan situasi dan waktu pengucapannya, kalimat dibedakan menjadi:

1. Kalimat langsung

Kalimat langsung ialah kalimat yang diucapkan secara langsung kepada orang yang dituju. Kalimat ini ditandai dengan pemakaian tanda petik (“).

Contoh:

Dani berkata, ”Rudy, aku ingin meminjam buku cerita milikmu!”



2. Kalimat tidak langsung

Kalimat tidak langsung ialah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang lain.

Contoh:
Dani berkata bahwa ia ingin meminjam buku cerita milik Rudy.

                                              





B. Berdasarkan sisi pengiyaan dan sisi penidakkan, kalimat dibedakan menjadi:

1. Kalimat positif

Kalimat positif ditandai dengan tidak adanya kata penyangkalan (bukan, tidak, dsb.), dan dapat ditandai dengan kata aspek (telah, akan, sedang, dsb.).

Contoh:

Ari adalah anak yang rajin.

Ari telah pergi ke sekolah pagi ini.



2. Kalimat negatif

Kalimat negatif ini ditandai dengan adanya kata penidakkan atau penyangkalan (bukan, tidak, dsb.).

Contoh:

Ari adalah anak yang tidak rajin.

Ari tidak pergi ke sekolah pagi ini.





C. Berdasarkan intonasi dan segi makna, kalimat dibedakan menjadi:

1. Kalimat berita (deklaratif)

Kalimat berita ialah kalimat yang isinya bertujuan menyampaikan suatu hal atau informasi.

Ciri-ciri kalimat berita: berakhir dengan tanda titik atau berintonasi netral, memberitahukan sesuatu kepada pendengar atau pembaca, tidak adanya tanggapan pendengar atau pembaca.

Kalimat berita dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

(i). Kalimat berita positif

Contoh:

Mutya sudah pulang sejak sore tadi.

(ii). Kalimat berita negatif

Contoh:

Mutya tidak jadi pulang sore tadi.



2. Kalimat perintah (imperatif)

Kalimat perintah ialah kalimat yang berisi perintah untuk melakukan sesuatu.

Berikut ini merupakan jenis-jenis kalimat perintah:

- Kalimat perintah halus.

Contoh:

Tolong bawa motor ini ke bengkel.

- Kalimat perintah langsung.

Contoh:

Pergilah kau ke tempat les sekarang juga!

- Kalimat perintah larangan langsung.

Contoh:

Jangan ke dapur sekarang!

- Kalimat perintah larangan halus.

Contoh:

Terima kasih karena Bapak tidak merokok!

- Kalimat perintah permintaan.

Contoh:

Mohon Engkau terima cincin ini!

- Kalimat perintah pembiaran.

Contoh:

Biarlah dia membaca majalah itu.



3. Kalimat tanya (interogatif)

Kalimat tanya ialah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu.

Ada dua macam kalimat tanya, yakni:

a. Kalimat tanya total (kalimat tanya yang jawabannya ‘ya’ atau ‘tidak’)

Contoh:

Apakah ini bajumu?

b. Kalimat tanya parsial (kalimat tanya yang jawabannya ditentukan oleh kata tanyanya)

Jenis kalimat tanya parsial, yaitu:

- Menanyakan orang

Contoh:

Siapa pemilik rumah ini?

- Menanyakan benda

Contoh:

Apakah tas ini milik Anda?

- Menanyakan waktu

Contoh:

Kapan adikmu pulang dari Makassar?

- Menanyakan keadaan

Contoh:

Bagaimana keadaan kakakmu di asrama itu?

- Menanyakan sebab

Contoh:

Mengapa kamu tidak masuk sekolah?

- Menanyakan tempat asal

Contoh:

Dari mana asalmu?

- Menanyakan tempat tujuan

Contoh:

Ke mana Riri akan mengajakmu makan siang ini?

- Menanyakan tempat berada

Contoh:

Di mana ensiklopedia serangga milikmu?



4. Kalimat seru atau kalimat eksklamatif

Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum.

Contoh:

“Hasil baju rancanganmu sangat indah.” -> menjadi “Alangkah indahnya baju hasil rancanganmu!”



5. Kalimat harapan

Kalimat harapan adalah kalimat yang menyatakan keinginan untuk memperoleh sesuatu, umumnya ditandai dengan kata-kata: saya berharap, mudah-mudahan, harapanku, dsb.

Contoh:

Saya berharap ia akan datang sore ini.



6. Kalimat permohonan

Kalimat permohonan adalah kalimat yang menyatakan keinginan untuk diberi sesuatu oleh orang lain. Umumnya ditandai dengan kata-kata saya mohon, saya ingin, dsb.

Contoh:
Saya mohon agar Bapak mengizinkan saya menonton pertandingan sumo.



7. Kalimat sapaan

Kalimat sapaan adalah kalimat yang fungsinya untuk menegur atau memanggil nama orang. Kalimat sapaan ini ditandai dengan pemakaian kata ganti orang kedua, atau bisa juga berupa kata ganti orang kedua yang dihubungkan dengan kedudukannya (contoh: Bapak, Ibu, Tante).

Contoh:
Selamat pagi, Bu!



8. Kalimat ajakan

Kalimat ajakan adalah kalimat yang menyatakan bujukan atau ajakan, umumnya ditandai oleh kata ayo, yuk, mari, dsb.

Contoh:
Ayo, kita pergi bersama!



9. Kalimat anjuran

Kalimat anjuran adalah kalimat yang ditandai dengan kata supaya, sebaiknya, agar.

Contoh:
Sebaiknya kamu mencuci kaki sebelum tidur.





D. Berdasarkan subjeknya, kalimat dibedakan menjadi:

1. Kalimat aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan. Umumnya ditandai dengan predikat berawal me- atau ber-.

Kalimat aktif ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

- Kalimat aktif transitif, yaitu kalimat aktif yang predikatnya membutuhkan objek.

Contoh :

Rizka melihat ibunya.

- Kalimat aktif intransitif, kalimat aktif yang predikatnya tidak membutuhkan objek.

Contoh :

Siska akan berangkat ke toko buku.

Dedi bermain.



*Catatan: Objek dan Pelengkap seyogianya dibedakan, karena keduanya memiliki fungsi yang berbeda pula. Objek berfungsi sebagai sasaran perbuatan subjek, sedangkan pelengkap berfungsi sebagai penerang bagi predikat.



2. Kalimat pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Umumnya ditandai dengan predikat berawalan di-, ter-, ke-an.

Contoh:

Majalah itu dibeli oleh Sarimin.           





E. Berdasarkan jenis kata predikatnya, kalimat dibedakan menjadi:

1. Kalimat verbal

Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.

Contoh:

Budi mengunci lemari.



2. Kalimat nominal

Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya selain kata kerja.

Contoh:

Pemuda itu ramah.

Ayahnya pelaut.

Adiknya lima.





F. Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan menjadi:

1. Kalimat tunggal

Adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa saja atau kalimat yang hanya terdiri atas satu pola saja.

Contoh:

Rama akan datang.



2. Kalimat majemuk

Adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu klausa atau kalimat yang terdiri atas lebih dari satu pola.

Kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi:

a. Kalimat majemuk setara

Adalah gabungan dua klausa yang memiliki hubungan setara atau sejajar.

Kalimat majemuk setara ini dapat dibedakan menjadi:

(1) Setara penambahan atau penggabungan

Contoh konjungtor yang digunakan adalah: dan, serta, baik... maupun..., kemudian, lalu.

Contoh:

Kakak menanam bunga dan adik menyiraminya.

(2) Setara perlawanan atau pertentangan

Konjungtor yang digunakan adalah: namun, sedangkan, tetapi, bukan... melainkan, tidak... tetapi.....

Contoh:

Mita gemar menari, sedangkan Rita gemar menyanyi.

(3) Setara pemilihan

Konjungtor yang digunakan adalah: atau

Contoh:

Kita tetap berdiri di sini atau pindah ke tempat lain?

(4) Setara penegasan

Konjungtor yang digunakan adalah: bahkan, apalagi, lagipula

Contoh:

Hari sudah larut lagipula langit amat mendung.



b. Kalimat majemuk bertingkat

Adalah gabungan dua klausa atau lebih yang hubungannya tidak sejajar. Salah satu klausa memiliki kedudukan sebagai klausa inti atau induk, sementara klausa lain sebagai klausa anak atau klausa bawahan.

Berdasarkan jenis klausa anak, kalimat majemuk bertingkat dapat dibedakan menjadi:

(1) Klausa anak subjek

Contoh:

Pria yang bersepatu biru itu jujur.

-- Jadi, klausa anak dalam kalimat di atas adalah ‘Pria yang bersepatu biru itu’, dan klausa inti atau induknya adalah ‘jujur’.

(2) Klausa anak predikat

Contoh:

Kakaknya orangnya lucu.

Klausa anak predikat dalam kalimat tersebut adalah ‘orangnya lucu’.

(3) Klausa anak objek

Contoh:

Susi mengetahui bahwa Desi datang.

Klausa anak objek dalam kalimat tersebut ialah ‘bahwa Desi datang’.

(4) Klausa anak keterangan

Contoh:

Alessandro sedang makan ketika adiknya menangis di ruang tamu.

--Jadi, klausa anak keterangan dalam kalimat tersebut adalah ‘adiknya menangis di ruang tamu’, sedangkan konjungtornya adalah ‘ketika’ sebagai penanda keterangan waktu.



c. Kalimat majemuk campuran

Adalah kalimat majemuk yang merupakan perpaduan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk campuran ini dapat terdiri atas satu klausa induk dan sekurangnya dua klausa anak, atau sekurangnya dua klausa induk dan satu atau lebih klausa anak.

Contoh:
Ketika Sarimin pulang, ibu Sarimin sedang menjahit dan adik Sarimin bermain boneka.





G. Berdasarkan kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan menjadi:

1. Kalimat mayor

Adalah kalimat yang sekurangnya terdiri atas unsur pusat subjek dan predikat.

Contoh:
Hanifa meminum teh.



2. Kalimat minor

Adalah kalimat yang terdiri atas satu unsur pusat saja.

Contoh:
Tunggu!

Tidak!





H. Berdasarkan unsur pusat atau intinya, kalimat dibedakan menjadi:

1. Kalimat inti

Adalah kalimat yang terdiri atas dua inti S-P atau jika dalam kalimat aktif transitif terdiri atas inti S-P-O. Kalimat ini berintonasi netral, bukan merupakan kalimat tanya, ataupun perintah. Kalimat ini tersusun normal, dan berupa kalimat positif.

Contoh : Rully makan.



2. Kalimat transformasi

Adalah kalimat inti yang telah mengalami perubahan. Adapun perubahan itu dapat berupa:

a. Adisi atau penambahan

Contoh:

Adik mandi. -> menjadi ‘Adik sedang mandi di kamar mandi’.

b. Delisi atau pengurangan

Contoh:
Adik mandi. -> menjadi ‘Adik!’ atau ‘Mandi!’.

c. Perubahan intonasi

Adik mandi.  -> menjadi ‘Adik mandi!’.

d. Inversi atau susun balik

Contoh:

Adik mandi.  -> menjadi ‘Mandilah adik’.

e. Negasi atau pengingkaran

Contoh:
Adik mandi.  -> menjadi ‘Adik tidak mandi’.

f. Perubahan fungsi kalimat

Adik mandi.  -> Adiklah yang mandi.





I. Berdasarkan kesesuaian dengan kaidah kebahasaan, kalimat dapat dibedakan menjadi:

1. Kalimat efektif

Adalah kalimat yang tata bahasa dan maknanya sesuai dengan ejaan yang baku (EYD). Selain itu, kalimat efektif juga berisikan gagasan penulis secara jelas, singkat, dan tepat.

Jelas berarti mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Singkat berarti hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.

Tepat berarti sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Contoh:

Raden membeli jambu, pisang, dan alpukat.



2. Kalimat tidak efektif

Adalah kalimat yang tata bahasa dan maknanya tidak sesuai dengan EYD, tidak jelas, tidak singkat, dan tidak tepat.

Penyebab ketidakefektifan suatu kalimat, yakni:

a. Kontaminasi atau kerancuan

Contoh:

Tolong jendela itu dipertinggikan!

b. Pleonasme (berlebihan, tumpang tindih)

Contoh:

Para alumni-alumni akan hadir.

c. Ambigu (makna ganda)

Contoh:

Penjahit pakaian wanita

d. Salah logika

Contoh:

Saya suka bersin jika flu.

e. Tidak memiliki subjek

Contoh:

Untuk itu datang tepat waktu.

f. Mubazir preposisi

Contoh:

Bukuku terbawa di dia.

g. Ketidaktepatan bentuk kata

Contoh:

Banyak pihak yang meminta pertanggung  jawabnya.

h. Ketidaktepatan makna

Contoh:

Aku sedih karena dia acuh kepadaku hari ini.

Makna kata ‘acuh’ seharusnya ‘peduli’, tetapi dalam kalimat tersebut kata ‘acuh’ digunakan untuk menggambarkan hal yang sebaliknya (cuek).

Seharusnya -> Aku sedih karena dia tidak acuh kepadaku hari ini.

i. Pengaruh bahasa daerah

Contoh:

Rumahku besar sendiri di desa.

Besar sendiri -> gede dewe.

Seharusnya kalimat yang benar adalah:

Rumahku paling besar di desa.

j. Pengaruh bahasa asing

Contoh:

Tempat di mana saya lahir sudah lama tidak saya kunjungi.

Terpengaruh oleh ‘where’ sebagai konjungtor dalam bahasa Inggris. Seharusnya kalimat yang benar adalah:

Tempat kelahiran saya sudah lama tidak saya kunjungi.          
Protected by Copyscape Unique Content Check




Theme images by nicolecioe. Powered by Blogger.
Dear lovely readers, I am so sorry that you can not copy and then paste what I posted in this blog. I hope you understand about it, for all the hard work I put in writing those postings. But if you really need some contents of what I've posted, you can contact me then via 'Contact Me' 's menu. Thank you for your sincere understanding. Happy reading and learning! :)