Search

Content

Monday, December 31, 2012

Apa Itu Makna dan Apa Itu Peribahasa?









gambar dari SINI

I. APA ITU MAKNA? (PEMAHAMAN MAKNA)

Makna adalah maksud yang terkandung pada suatu kata, kalimat, ataupun suatu perkataan. Makna merupakan gambaran atau pengetahuan mengenai sesuatu di dalam pikiran.

Ragam makna terdiri atas dua, yakni:

1. Makna Leksikal, dan

2. Makna Struktural.



Makna leksikal ini terdiri atas makna langsung (makna umum, dan makna khusus), serta makna kiasan (makna konotatif, makna afektif, makna stilistik, makna replektif, makna kolokatif, makna idiomatis).



Makna struktural ini terdiri atas makna gramatikal, dan makna tematis.



1. MAKNA LEKSIKAL

Makna leksikal adalah makna unsur bahasa sebagai lambang, benda, peristiwa, serta objek.

Makna leksikal ini terdiri atas dua bagian, yakni makna langsung dan makna kiasan.



a. Makna Langsung

Makna langsung ialah makna kata yang didasarkan atas penunjukkan yang langsung (lugas). Makna langsung ini juga disebut makna denotatif.

Contoh:

Kumpulan = rombongan = gerombolan

Karyawan = pegawai = pekerja





Makna langsung ini terdiri atas makna umum, dan makna khusus:

- Makna umum : makna yang mengandung arti yang umum atau luas.

Contoh:

Ia pergi ke sekolah.

Ia sekolah lagi ke Singapura.

Jadi, kata sekolah dapat bermakna gedung atau tempat belajar, namun juga dapat berarti jenjang pendidikan.

- Makna khusus : makna yang mengandung arti yang khusus atau sempit.

Contoh:

Kata ahli bermakna ‘orang yang mahir atau pandai dalam segala ilmu pengetahuan’.

Tetapi, pada kalimat Prof. Dennis adalah ahli sastra, kata ahli menjadi memiliki arti yang sempit, demikian pula ahli sastra Indonesia, menjadi memiliki arti yang lebih sempit.



b. Makna Kiasan

Makna kiasan adalah makna kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul pada penyapa dan pesapa.

Makna kiasan ini terdiri atas makna konotatif, makna afektif, makna stilistik, makna replektif, makna kolokatif, makna idiomatis.



- Makna konotatif

Makna konotatif adalah pemakaian makna yang tidak sebenarnya.

Contohnya, kata bunga selain bermakna denotatif ‘bagian tumbuhan bakal buah’ juga dapat bermakna konotatif, demikian pula buaya termasuk binatang amfibi dalam makna denotatif, namun berbeda artinya dengan makna konotatif, seperti contoh berikut:

Dialah bunga idamanku seorang. (=kekasih)

Dasar buaya, ia telah memperdayaiku. (=penipu)



Makna konotatif terdiri atas tiga macam, yakni:

(1) Konotasi baik, contohnya: bandar (untuk menyebut pelabuhan), bianglala (untuk menyebut pelangi)

(2) Konotasi buruk, contohnya: beranak (untuk menyebut bersalin), udik (untuk menyebut orang desa), kacung (untuk menyebut pembantu).

(3) Konotasi netral, contohnya: papa (untuk menyebut ayah), mama (untuk menyebut ibu).



- Makna afektif

Makna afektif adalah makna yang muncul terkait dengan penggunaan bahasa, dan direaksikan dengan perasaan.

Contoh:

Datanglah ke gubuk kami. (padahal rumah si penyapa itu sangat besar, maka si pesapa bereaksi dengan perasaan kagum, karena merasa bahwa si penyapa sangat sederhana dan tidak sombong).



- Makna stilistik

Makna stilistik ialah makna yang terkandung dalam gaya bahasa.

Makna stilistik terdiri atas perbandingan (contoh: Ibarat menelan duri), pertentangan (contoh: Aduh, bersihnya kamar ini, sobekan kertas bertebaran di mana-mana), pertautan (contoh: Ayah membeli Honda dengan harga tujuh belas juta rupiah), perulangan (contoh: Selamat datang pahlawanku, selamat datang kasihku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku!).



- Makna replektif

Makna replektif adalah makna yang mengacu pada hal-hal yang bersifat sakral, tabu, atau tata krama. Makna replektif yang berkaitan dengan sakral dan tabu disebut makna piktorial (contoh: kurang pandai disebut untuk menggantikan kata bodoh), sedangkan makna replektif yang berkaitan dengan tata krama disebut makna gereplektif (contoh: kata ikat pinggang Sulaiman digunakan untuk menggantikan kata ular.)



- Makna kolokatif

Makna kolokatif adalah makna yang menyatakan seluruh kemungkinan adanya beberapa kata dalam lingkungan yang sama. Contohnya garam, lada, cabe, lengkuas, berkolokasi dengan bumbu masak.



- Makna idiomatis

Idiom atau ungkapan adalah konstruksi bahasa yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Makna idiomatis adalah makna yang terdapat dalam idiom.

Contoh:

Dalam peristiwa perampokan itu, para hansip menjadi kambing hitam, padahal mereka tidak bersalah.

Makna kambing hitam dalam kalimat tersebut adalah orang yang dituduh. Adapun makna ini tidak dapat berarti sama dengan kambing yang berwarna hitam.





2. MAKNA STRUKTURAL

Makna struktural adalah makna kata-kata dalam suatu kalimat. Makna struktural terbagi atas:

- Makna gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang muncul karena fungsi kata dalam kalimat.

Contoh:

Kata terlihat dibentuk dari imbuhan awalan ter- + kata dasar ‘lihat’, dan berarti ‘dapat dilihat’.

- Makna tematis

Makna tematis adalah makna yang muncul dari penekanan pembacaan pada kalimat.

Contoh:

Kiki anaknya dokter Yasmin lulus kemarin.

Kalimat tersebut memiliki berbagai makna akibat penekanan pembacaan, yakni:

(1) kiki anaknya dokter Yasmin/lulus kemarin.

(2) Kiki/anaknya dokter Yasmin/lulus kemarin.

(3) Kiki/anaknya/dokter Yasmin/lulus kemarin.

(4) Kiki/anaknya/dokter/Yasmin/lulus kemarin.

(5) Kiki/anaknya dokter/Yasmin/lulus kemarin.





DALAM MAKNA, terdapat HUBUNGAN MAKNA. Hubungan makna ini terdiri atas:

1. Sinonim

Sinonim adalah bentuk hubungan makna dua kata atau lebih yang memiliki kesamaan atau kemiripan makna.

Contoh:

Sudah = telah, cinta = kasih, cantik = jelita, sebab = karena.



2. Antonim

Antonim adalah bentuk hubungan makna dua kata atau lebih yang berlawanan maknanya. Antonim dibedakan menjadi:

a) Antonim mutlak

Contoh = besar-kecil, hidup-mati, tanya-jawab, atas-bawah

b) Antonim kembar

Contoh = putra-putri, siswa-siswi

c) Antonim gradual

Contoh = besar-kecil, luas-sempit, panjang-pendek

d) Antonim relasional

Contoh : bapak-anak, guru-siswa, suami-istri

e) Antonim hierarki

Contoh: presiden-menteri



3. Homonim

Homonim adalah bentuk hubungan makna dua kata atau lebih yang memiliki tulisan atau lafal yang sama, tetapi maknanya berbeda.

Contoh:

Bisa (dapat) – bisa (racun)

Beruang (hewan) – beruang (memiliki uang)

Kopi (minuman) – kopi (salinan)

Kali (pernyataan kekerapan tindakan) – kali (sungai)



4. Homofon

Homofon adalah bentuk hubungan makna dua kata atau lebih yang memiliki tulisan dan makna yang berbeda, tetapi lafalnya sama.

Contoh :

Bank (tempat penyimpanan uang) – bang (sebutan laki-laki)

Massa (berat) – masa (waktu, kala)

Sangsi (tidak percaya, ragu) – sanksi (hukuman)



5. Homograf

Homograf adalah bentuk hubungan makna dua kata atau lebih yang memiliki makna dan lafal yang berbeda, tetapi tulisannya sama.

Contoh:

Apel (buah) – apel (upacara)

Seri (rangkaian yang berturut-turut) – seri (seimbang)

Serang (kota) – serang (menyerbu)







6. Polisemi

Polisemi : bentuk hubungan makna satu dua kata yang terbentuk dari satu kata yang dapat memiliki banyak arti.

Contoh: Kata ‘bunga’ dapat berpolisemi seperti berikut:

Bunga bank (laba tabungan)

Bunga desa (gadis pujaan di desa)

Bunga angin (angin sepoi-sepoi yang muncul sebelum angin ribut)

Bunga bibir (kata-kata manis)

Bunga hati (kekasih)

Bunga kehidupan (kesenangan hidup)

Bunga rampai (kumpulan cerita)



7. Hipernim

Hipernim adalah bentuk hubungan makna yang cakupan katanya lebih luas. (makna atasan)

Contoh : warna.



8. Hiponim

Hiponim adalah bentuk hubungan makna yang cakupan katanya lebih sempit. (makna bawahan)

Contoh: hijau, ungu, cokelat, biru, merah.



Dalam MAKNA, juga terdapat PERUBAHAN MAKNA. Adapun perubahan makna, yakni:

1. Generalisasi

Generalisasi adalah makna yang meluas, bentuk perubahan makna dari yang lebih sempit ke makna yang lebih luas.

Contoh:

- Kata ‘kakak’

Makna lama : saudara kandung yang lebih tua.

Makna baru : orang yang lebih tua, yang umurnya tidak terlalu berbeda jauh.

- Kata ‘berlayar’

Makna lama : menggunakan kapal layar.

Makna baru : menggunakan kapal apa saja, termasuk menggunakan perahu.



2. Spesialisasi

Spesialisasi adalah makna menyempit, merupakan bentuk perubahan makna dari yang luas ke makna sempit.

Contoh:

- Kata ‘sarjana’

Makna lama : orang jenius, cendekiawan

Makna baru : lulusan S1 perguruan tinggi

- Kata ‘madrasah’

Makna lama : sekolah

Makna baru : sekolah agama Islam



3. Ameliorasi

Ameliorasi adalah makna yang naik atau membaik, yakni bentuk perubahan makna yang cakupan makna sekarang dirasakan lebih baik, lebih halus, lebih tinggi nilainya daripada makna lama.

Contoh:

- Makna lama : tuli, sedangkan makna barunya : tunarungu. Makna ‘tunarungu’ mengalami ameliorasi.



4. Peyorasi

Peyorasi adalah makna yang menurun atau memburuk, yakni perubahan bentuk makna yang cakupan makna sekarang dirasakan lebih rendah, kurang menyenangkan, dan kurang baik nilainya daripada makna lama.



Contoh:

- Makna ‘bini’ itu kurang menyenangkan daripada makna ‘istri’. Makna ‘bini’ mengalami peyorasi.



5. Sinestesia

Sinestesia merupakan bentuk perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda.

Contoh:

- Rupanya manis sekali (penglihatan dan pengecapan)

-  Sambutannya hangat (penglihatan dan peraba)



6. Asosiasi

Asosiasi merupakan bentuk perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna sekarang daripada makna lama.

Contoh:

- Kata ‘amplop’ dapat berarti ‘pembungkus surat’ atau ‘uang sogokan.

- Kata ‘semir’ dapat berarti ‘pembersih sepatu’ atau ‘uang pelicin’.





II. APA ITU PERIBAHASA? (PEMAHAMAN PERIBAHASA)

Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang susunannya tetap, tidak dapat berubah-ubah, menggambarkan keadaan dengan makna tertentu. Peribahasa bersifat padat, ringkas, berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip, dan aturan tingkah laku.

Contoh:

Penampilan Kevin amat mengagumkan. Ia ibarat air tenang menghanyutkan. Kepribadiannya terpancar dari cara berbicara dan caranya berjalan.

-> Air tenang menghanyutkan untuk menggambarkan Kevin yang terlihat pendiam, tetapi sebenarnya memiliki wawasan yang luas.



Berikut ini merupakan contoh-contoh peribahasa beserta artinya, yakni:

1. Asam di gunung, garam di laut, bertemu di belanga.

Arti = Kalau memang sudah jodoh, di mana pun pasti akan bertemu.

2. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.

Arti = Sifat orang tua biasanya menurun kepada anak-anaknya.

3. Ada gula ada semut.

Arti = Tempat yang ada rezekinya, kerap didatangi banyak orang.

4. Ada udang di balik batu.

Arti = Ada maksud yang tersembunyi.

5. Air tenang menghanyutkan

Arti = Orang yang pendiam biasanya berwawasan luas.

6. Anak dipangku dilepaskan, beruk dirimba disusukan.

Arti = Kewajiban sendiri diabaikan, pekerjaan orang lain diurus.

7. Badai pasti berlalu

Arti = Kesulitan hidup pasti akan berkurang dan akhirnya akan hilang

8. Bagai air di daun talas

Arti = Tidak memiliki pendirian tetap.

9. Bagai burung dalam sangkar

Arti = Seseorang yang merasa hidupnya terkekang.

10. Cari muka

Arti = Berbuat sesuatu demi mengharap pujian

11. Cepat kaki ringan tangan

Arti = Tangkas dan giat bekerja

12. Dahulu parang sekarang besi, dahulu sayang sekarang benci.

Arti = Perubahan hati seseorang yang semula menyayangi kini membenci.

13. Dalamnya laut boleh diduga, dalam hati siapa yang tahu.

Arti = Segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati seseorang tidak dapat diketahui.

14. Emas berpeti kerbau berkandang

Arti = Harta benda harus disimpan baik-baik di tempat yang aman.

15. Gajah di pelupuk mata tampak, semut di seberang lautan tak tampak

Arti = Mengetahui kejelekan orang, tetapi kejelekan sendiri diabaikan.

16. Gali lubang tutup lubang

Arti = Meminjam uang untuk membayar utang.

17. Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua

Arti = Budi pekerti, amal kebaikan, akan selalu dikenang, meskipun seseorang sudah meninggal dunia.

18. Ikan belum dapat, airnya sudah keruh

Arti = Pekerjaan yang tidak biajaksana (keadaan memburuk sebelum pekerjaan selesai).

19. Jinak-jinak merpati

Arti = Wanita yang tampaknya mudah didapat ternyata sulit jika didekati justru ia menjauh.

20. Kacang lupa akan kulitnya

Arti = Perihal orang yang tidak tahu diri.

21. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga

Arti = Karena kesalahan kecil, hilanglah semua kebaikan yang telah diperbuat.

22. Laba sama dibagi, rugi sama diterjuni

Arti = Seia sekata, sehidup semati

23. Lubuk akal tepian ilmu

Arti = Seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.

24. Makan hati berulam jantung

Arti = Mendapatkan kesusahan karena perbuatan orang terdekat.

25. Nasi sudah menjadi bubur

Arti = Sesuatu yang sudah telanjur, dan tidak dapat diperbaiki lagi.

26. Ombak yang kecil jangan diabaikan

Arti = Perkara kecil yang kemungkinan mendatangkan perkara besar perlu mendapat perhatian.

27. Pagar makan tanaman

Arti = Seseorang yang dipercaya ternyata justru mengkhianati orang yang memberikan kepercayaan kepadanya.

28. Ramai beragam, rimbun menyelara

Arti = Setiap orang memiliki kegemaran masing-masing

29. Sekali merengkuh dayung, dua, tiga pula terlampaui.

Arti = Menyelesaikan dua, tiga pekerjaan dalam sekali waktu.

30.Tak ada gading yang tak retak

Arti = Tak ada manusia yang sempurna.

31. Tong kosong nyaring bunyinya

Arti = Orang sombong dan banyak bicara biasanya tidak berilmu.

32. Ubun-ubun masih bergerak sudah angkuh

Arti = Orang yang belum berpengalaman, tetapi sangat sombong.

33. Waktu adalah uang

Arti = Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

34. Zaman beralih musim bertukar

Arti = Tidak ada sesuatu pun yang tetap, semuanya akan berubah.
Protected by Copyscape Unique Content Check




Theme images by nicolecioe. Powered by Blogger.
Dear lovely readers, I am so sorry that you can not copy and then paste what I posted in this blog. I hope you understand about it, for all the hard work I put in writing those postings. But if you really need some contents of what I've posted, you can contact me then via 'Contact Me' 's menu. Thank you for your sincere understanding. Happy reading and learning! :)