gambar dari SINI
Menulis Cerita Pengalaman
Menulis cerita pengalaman berarti menuangkan pikiran berupa pengalaman
melalui tulisan. Untuk menulis pengalaman, pilihlah kata-kata yang menarik.
Berikut ini merupakan langkah-langkah menulis cerita pengalaman, yakni:
1. Tentukan pengalaman yang ingin ditulis tentang suatu hal.
2. Pilihlah kata-kata yang menarik sehingga diperoleh bahasa yang ekspresif
dan mampu mengungkapkan pengalaman secara runut. Jangan lupakan unsur-unsur
cerita sebagai penunjang kesinambungan dalam menulis cerita pengalaman.
Melengkapi Cerita
Cerita dapat berupa pengalaman atau pun berbagai topik lainnya. Untuk
melengkapi sebuah cerita, diperlukan pemahaman membaca yang tepat.
Contoh cerita:
Amalia seorang anak perempuan yang jujur. Pukul 06.00 pagi, Amalia
berangkat ke sekolah. Di jalan, Amalia bertemu dengan Pak Doyok yang baru
pulang dari pasar. Pak Doyok membawa belanjaan yang cukup banyak. Pak Doyok
pulang naik ojek.
Untuk membayar ojek, Pak Doyok mengambil uang dari dompetnya. Ketika akan
memasukkan dompet itu ke dalam tas pinggangnya, tanpa disadari Pak Doyok
dompetnya terjatuh. Pak Doyok tidak mengetahuinya dan langsung masuk ke dalam
rumah.
.........................................................................................................................................................................................................................................................................
Untuk melengkapi cerita tersebut, diperlukan pemahaman tentang apa yang
diceritakan dalam cerita, bagaimana alurnya, serta siapa tokoh-tokohnya.
Setelah mengetahui dan memahami semua itu, maka cerita dapat dilengkapi
dengan kalimat-kalimat seperti berikut:
Amalia melihat dompet yang terjatuh itu. Kemudian, Amalia mengambil dompet
itu dan mengembalikannya pada Pak Doyok. Pak Doyok pun merasa terharu melihat
kejujuran Amalia. Sebagai hadiah terhadap kejujurannya, Pak Doyok memberi uang
Rp10.000 untuk Amalia.
Menentukan Unsur-Unsur Cerita
Unsur cerita terbagi atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
A. Unsur Intrinsik
Adalah unsur-unsur yang terdapat di dalam karya sastra itu sendiri yang
membangun karya itu dari dalam, dan ikut menentukan kualitas suatu karya sastra
(seperti: cerita).
Unsur intrinsik cerita terdiri atas:
1. Tema
Adalah ide dasar suatu cerita atau pokok pembicaraan yang akan disampaikan
dalam cerita. Tema merupakan titik tolak bagi pengarang untuk menulis sebuah
cerita.
Tema terbagi atas dua, yakni tema
mayor (tema utama), serta tema minor
(tema tambahan atau tema pendukung dari tema utama).
2. Alur atau plot
Adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita yang disusun secara logis.
Menurut sifatnya, alur
dapat dibagi menjadi:
a) Alur longgar
Disebut alur longgar apabila sebagian alur ditinggalkan, keutuhan cerita
tidak terganggu.
b) Alur ketat
Disebut alur ketat apabila sebagian alur ditinggalkan, keutuhan cerita
menjadi terganggu.
Menurut susunan pengisahannya, alur
dibedakan menjadi:
a) Alur maju atau progresif
Adalah alur yang jalinan peristiwanya mulai dari awal hingga akhir cerita
berjalan teratur atau runtut.
b) Alur mundur atau regresif
Adalah alur yang menceritakan peristiwa masa lampau. Alur ini kerap
disamakan dengan alur flash black
yang menempatkan akhir cerita di awal cerita, kemudian kembali ke masa lampau.
c) Alur campuran
Adalah alur yang menceritakan peristiwa masa kini hingga masa depan, namun
juga memuat peristiwa masa lampau.
d) Alur klimaks
Adalah alur yang susunan peristiwanya menanjak, berangkat dari peristiwa
biasa, lalu semakin meningkat hingga menjadi suatu peristiwa penting.
e) Alur antiklimaks
Adalah alur yang susunan peristiwanya cenderung menurun, mulai dari puncak
konflik lalu menurun menuju peleraian masalah.
f) Alur kronologis
Adalah alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai dengan urutan waktu.
Adapun urutan alur, yakni:
1) Awal (Exposition) : Pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya;
2) Tikaian (Inciting Force/ Ricing Action) : Mulai terjadi konflik di
antara tokoh-tokoh pelaku.
3) Gawatan/rumitan (Crisis) : Konflik tokoh-tokoh semakin seru;
4) Puncak (Climax) : Konflik paling memanas atau puncak konflik di antara
tokoh-tokohnya;
5) Leraian (Falling Action) : Saat peristiwa atau konflik semakin reda dan
perkembangan alur mulai terungkap;
6) Akhir (Conclusion) : Seluruh peristiwa atau konflik selesai.
Bagian akhir terbagi atas tiga macam, yakni:
- Akhir cerita membahagiakan (denaument)
- Akhir cerita menyedihkan (catastroph)
- Akhir cerita bersifat terbuka (solution), pembaca dapat berimajinasi
sendiri.
3. Amanat
Adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita.
4. Tokoh
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam cerita.
Berdasarkan jenisnya, ada
dua macam tokoh:
a. Tokoh utama atau tokoh sentral
Tokoh utama adalah tokoh yang membawakan tema, dan memegang banyak peranan
dalam cerita.
b. Tokoh
tambahan atau tokoh pembantu
Tokoh tambahan adalah tokoh yang mendampingi karakter
utama, dan tidak digambarkan secara detail oleh pengarang.
Berdasarkan
perannya, ada dua macam tokoh:
a. Protagonis : tokoh
yang mengangkat tema.
b. Antagonis : tokoh
yang memberi konflik pada tema dan biasanya berlawanan dengan karakter
protagonis. (tokoh antagonis belum tentu jahat).
c. Tritagonis : tokoh
yang muncul di antara tokoh protagonis dan antagonis.
Berdasarkan
perubahannya, ada dua macam tokoh:
a. Tokoh statis : tokoh
yang tidak mengalami perubahan kepribadian dari awal sampai akhir cerita.
b. Tokoh dinamis : tokoh
yang mengalami perubahan kepribadian. Tokoh ini umumnya dibuat semirip mungkin
dengan manusia sesungguhnya, terdiri atas sifat dan kepribadian yang kompleks.
5. Perwatakan
dan Penokohan
Penokohan adalah
penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh di dalam cerita.
Perwatakan adalah
karakterisasi atau sikap tokoh yang memengaruhi segenap pikiran dan tingkah
laku tokoh dalam cerita.
Pengarang
menggambarkan watak tokoh melalui:
a) Penjelasan langsung dari pengarang (tertulis);
b) Dialog antartokoh;
c) Tanggapan atau reaksi dari tokoh lain terhadap tokoh
lainnya;
d) Pikiran-pikiran tokoh;
e) Bentuk fisik;
f) Lingkungan di sekitar tokoh atau penampilan tokoh;
g) Tingkah laku, tindakan tokoh, atau reaksi tokoh
terhadap suatu masalah.
6) Latar
Latar adalah unsur dalam cerita yang menunjukkan di mana,
bagaimana, dan kapan peristiwa dalam suatu cerita itu berlangsung. Latar berkaitan
dengan tempat, waktu, dan suasana pada cerita.
Macam latar, yakni:
a) Latar tempat
atau latar geografis : latar yang berkaitan dengan tempat
kejadian di dalam cerita;
b) Latar waktu adalah
hal-hal yang berkaitan dengan masalah historis;
c) Latar suasana atau
latar sosial adalah latar yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat.
7) Sudut pandang
Sudut pandang merupakan posisi pengarang terhadap
peristiwa-peristiwa di dalam cerita.
Macam sudut
pandang, yakni:
a) Sudut pandang
orang pertama pelaku utama
Apabila dalam cerita itu tokoh utamanya adalah pengarang
itu sendiri, yang secara langsung terlibat dalam cerita. Sudut pandang ini
menggunakan sebutan ‘aku’ atau ‘saya’ sebagai tokoh utama.
b) Sudut pandang
orang pertama pelaku sampingan
Adalah sudut pandang yang menampilkan ‘aku’ hanya sebagai
tokoh tambahan, yang mengantarkan tokoh lainnya yang lebih penting.
c) Sudut pandang
orang kedua
Adalah sudut pandang yang berpedoman pada kata ‘kamu’
atau ‘Anda’. Teknik ini jarang dipakai karena memaksa pembaca untuk mampu
berperan banyak dalam cerita.
d) Sudut pandang
orang ketiga pelaku utama
Adalah sudut pandang yang menceritakan orang ketiga
sebagai tokoh utamanya. Sudut pandang ini menggunakan kata ganti orang ketiga,
seperti ‘dia’, ‘ia’, atau pun nama tokoh untuk menyebut tokohnya.
e) Sudut pandang
orang ketiga serbatahu
Adalah sudut pandang di mana pengarang berada di luar
cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung
dengan pembacanya.
f) Sudut pandang
orang ketiga terbatas
Adalah sudut pandang di mana tokoh ‘dia’, ‘ia’, tidak
banyak berperan dalam cerita, dan tidak banyak mengetahui karakter tokoh lain.
8) Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas dalam mengungkapkan pikiran
atau perasaan melalui bahasa. Gaya bahasa dapat berupa majas-majas (jika ada)
dalam sebuah cerita.
B. Unsur
Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur karya sastra (seperti:
cerita) yang mendukung dari luar sebuah karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik
berupa segala sesuatu yang menginspirasi penulis karya sastra dan memengaruhi
karya sastra tersebut.
Unsur ekstrinsik
meliputi:
1. Latar belakang kehidupan penulis;
2. Keyakinan dan pandangan hidup penulis;
3. Adat istiadat yang berlaku saat itu;
4. Situasi politik;
5. Situasi ekonomi;
6. Kedudukan sosial pengarang;
7. Budaya pengarang;
8. Waktu yang melingkupi karya itu;
9. Nilai-nilai karya sastra, seperti nilai moral, nilai
agama, nilai sosial, nilai budaya, nilai estetika, nilai etika, nilai
pendidikan, dsb.